Selamat Datang

Selasa, 29 November 2011

Tujuan Negara Republik Indonesia

Pengertian Fungsi dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pengertian Negera Kesatuan Republik Indonesia.
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Apabila ditnjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuan negara.
Para pendiri bangsa (the founding fathers) sepakat memilih bentuk negara kesatuan karena bentuk negara kesatuan itu dipandang paling cocok bagi bangsa Indonesia yang memiliki berbagai keanekaragaman, untuk mewujudkan paham negara integralistik (persatuan) yaitu negara hendak mengatasi segala paham individu atau golongan dan negara mengutamakan kepentingan umum.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang dibentuk berdasarkan semangat kebangsaan (nasionlisme) oleh bangsa Indonesia yang bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh tampah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosil.
Pengertian Tujuan dan Fungsi Negara Secara Universal
Antara tujuan dan fungsi negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun demikian keduanya memiliki arti yang berbeda yaitu :
No.
Tujuan
Fungsi
1.

2.

3.
Berisi sasaran–sasaran yang hendak dicapai  yang telah ditetapkan.
Menunjukkan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan/diwujud kan.
Besifat abstrak – ideal.
Mencerminkan suasana gerak, aktivitas nyata dalam mencapai sasaran.
Merupakan pelaksanaan atau penafsiran dari tujuan yang hendak dicapai.
Bersifat riil dan konkrit.
Apabila kita hubungkan dengan negara, maka :
  • Tujuan menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu negara, sedangkan
  • Fungsi adalah pelaksanaan cita–cita itu dalam kenyataan.
Tujuan Negara
Rumusan tujuan sangat penting bagi suatu negara yaitu sebagai pedoman :
  1. Penyusunan negara dan pengendalian alat perlengkapan negara.
  2. Pengatur kehidupan rakyatnya.
  3. Pengarah segala aktivitas–aktivitas negara.
Setiap negara pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan Undang–Undang Dasarnya. Tujuan masing–masing negara sangat dipengaruhi oleh tata nilai sosial, kondisi geografis, sejarah pembentukannya serta pengaruh politik dari penguasa negara. Secara umum negara mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :
  1. Memperluas kekuasaan semata
  2. Menyelenggarakan ketertiban umum
  3. Mencapai kesejahteraan umum
Fungsi Negara
Secara umum terlepas dari ideologi yang dianutnya, setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yang mutlak harus ada. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Melaksanakan penertiban (Law and order) : untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan–bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus melaksanakan penertiban. Dalam fungsi ini negara dapat dikatakan sebagai stabilisator.
  2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
  3. Pertahanan : fungsi ini sangat diperlukan untuk menjamin tegaknya kedaulatan negara dan mengantisipasi kemungkinan adanya serangan yang dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa (negara). Untuk itu negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
  4. Menegakkan keadilan : fungsi ini dilaksanakan melalui lembaga peradilan.
Keseluruhan fungsi negara tersebut di atas diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.Fungsi negara dapat juga diartikan sebagai tugas organisasi negara. Secara umum tugas negara meliputi  :
  1. Tugas Essensial adalah mempertahankan negara sebagai organisasi politik yang berdaulat, meliputi : (a). Tugas internal negara yaitu memelihara ketertiban, ketentraman, keamanan, perdamaian dalam negara serta melindungi hak setiap orang; dan (b). Tugas eksternal yaitu mempertahankan kemerdekaan/kedaulatan negara.
  2. Tugas Fakultatif adalah menyelenggarakan dan memperbesar kesejahteraan umum.


    Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945
    Tujuan negara kesatuan Republik Indonesia dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10 – 16 Juli 1945) dan tujuan tersebut disyahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Tujuan negara kesatuan Republik Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang meluputi :
    1. melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia
    2. memajukan kesejahteraan umum
    3. mencerdaskan kehidupan bangsa
    4. ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
    Tujuan negara kesatuan Republik Indonesia tersebut di atas sekaligus merupakan fungsi negara Indonesia.

    Sabtu, 22 Oktober 2011

    Manusia Sebagai Makhluk Sosial

    Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
    Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
    Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:
    a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
    b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain.
    Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:
    1) Bentuk Interaksi Asosiatif
    a. Kerja sama (cooperation)
    Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja sama, yaitu:
    1. Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
    2. Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
    3. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempynyai tujuan yang sama.
    b. Akomodasi (accomodation)
    Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:
    1. Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan.
    2. Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
    3. Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri
    4. Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang retial dalam persoalan yang ada.
    5. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
    6. Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.
    7.   Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.
    2) Bentuk Interaksi Disosiatif
    a. Persaingan (competition)
    Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan.
    b. Kontraversi (contaversion)
    Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.
    c. Pertentangan (conflict)
    Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain: pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan pertentanfan politik.
    3. Sosialisasi
    Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).
    Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized other.
    Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.
    Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
    Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
    Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self.
    Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
    Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan.
    4. Bentuk dan Pola Sosialisasi
    a. Bentuk-bentuk Sosialisasi
    Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan berkesinambungan.
    b. Pola-pola Sosialisasi
    Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat sosialisasi.

    http://rahman.ngeblogs.com/2010/04/05/definisi-manusia-sebagai-makhluk-individu-dan-makhluk-sosial/
    Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut juga
    dengan zoon politicon.
    Istilah manusia sebagi zoon politicon pertama kali dikemukakan
    oleh Aristoteles yang artinya manusia sebagai binatang politik. Manusia
    sebagai insan politik atau dalam istilah yang lebih populer manusia
    sebagi zoon politicon, mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk hidup berkelompok dengan manusia yang lain dalam
    suatu organisasi yang teratur, sistematis dan memiliki tujuan yang jelas,
    seperti negara. Sebagai insan politik, manusia memiliki nilai-nilai yang
    bisa dikembangkan untuk mempertahankan komunitasnya.
    Argumen yang mendasari pernyataan ini adalah bahwa manusia
    sebagaimana binatang, hidupnya suka mengelompok.
    Hanya saja antara manusia dan binatang berbeda memiliki cara
    mengelompok yang berbeda, hewan mengandalkan naluri,
    sedangkan manusia berkelompok dilakukan
    melalui proses belajar dengan menggunakan akal pikirannya.
    Sifat berkelompok pada manusia didasari pada kepemilikan
    kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan
    kemampuan untuk saling bekerjasama. Selain itu juga adanya
    kepemilikan nilai pada manusia untuk hidup bersama dalam kelompok,
    antara lain: nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan dan nilai
    berorganisasi.
    Nilai adalah prinsip-prinsip dasar yang dianggap paling baik,
    paling bermakna, paling berguna, paling menguntungkan, dan paling
    dapat mendatangkan kebiasaan bagi manusia. Nilai kesatuan mengandung
    makna bahwa komunitas politik merupakan kumpulan orang-orang
    yang memiliki tekad untuk bersatu dan komunitas politik hanya terwujud
    apabila ada persatuan. Nilai solidaritas mengandung makna bahwa
    hubungan antar manusia dalam komunitas politik bersifat saling
    mendukung dan selalu membuka kesempatan untuk bekerja sama
    dengan manusia yang lain. Nilai kebersamaan mengandung arti
    komunitas politik merupakan wadah bagi mereka untuk mewujudkan
    tujaun hidup yang diidam-idamkan. Nilai organisasi mengandung makna
    bahwa komunitas politik yang dibangun manusia, mengatur dirinya dalam
    bentuk pengorganisasi yang memungkinkan tiap-tiap menudia mengambil
    perannya.

    Pengertian
    Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu satu dengan individu lainnya. Individu satu dapat mempengaruhi yang lain dan begitu juga sebaliknya “definisi secara psikologi sosial “. Pada kenyataannya interaksi yang terjadi sesungguhnya tidak sesederhana kelihatannya melainkan merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Interaksi terjadi karena ditentukan oleh banyak faktor termasuk manusia lain yang ada di sekitar yang memiliki juga perilaku spesifik.

    Karateristik Manusia Sebagai Mahluk Sosial
    Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsur-unsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
    1. Dorongan untuk makan
    2. Dorongan untuk mempertahankan diri
    3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
    Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh peran oleh manusia sebagai makhluk sosial. Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :
    1.  Penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah pengetahuan.
    2. Penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
    Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial. Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
    1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain.
    2. Harga diri yang rendah, etika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula. Isolasi sosial, orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis.

    http://ips.engviet.com/2011/02/07/manusia-sebagai-makhluk-sosial/
    http://tomy.asia/interaksi-manusia-sebagai-mahluk-sosial/

    Minggu, 25 September 2011

    Manusia Sebagai Makhluk Sosial

    Manusia merupakan makhluk sosial, ya itu yang akan kita bahas sekarang..... Mengenai Manusia yang bersifat sebagai makhluk sosial, tidak lain lagi Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat berdiri sendiri. Manusia akan selalu berhubungan dengan manusia lainnya karena tanpa hubungan dan keharmonisan, Manusia tak akan hidup normal. Tetapi Sifat manusia akan tergantung juga pada lingkungan sekitarnya. Misal, apabila ia berada dalam lingkungan yang tidak baik, ia akan menjadi tidak baik pula, begitu pula sebaliknya. Sifat dan Bentuk Manusia juga bermacam macam. Oke dari sifat terlebih dahulu, dari yang paling terbaik ( Bisa melebihi malaikat) dan sampai yang paling terburuk ( Hingga lebih buruk dari sampah). Tidak mungkin kan, kalau semua manusia mempunyai sifat yang baik semua atau buruk semua, kalau seperti itu kita tidak akan menjumpai surga atau neraka yang sudah disediakan menurut kepercayaan nya masing - masing. Yang kedua, yaitu bentuk. Manusia diciptakan juga berbeda - beda fisiknya ( walaupun ada yang sama/kembar) tapi mayoritas berbeda - beda itu semua tergantung tempat geografis dimana ia tinggal. Dari situlah terbentuk suku yang berbeda - beda pula. Walaupun berbeda - beda , manusia diciptakan harus saling menghargai dan menghormati agar terjalin hubungan yang harmonis. Berpikir?  YA , itu lah kewajiban yang harus dijalankan oleh manusia, kita sebagai manusia juga tidak boleh asal hidup saja , kita juga hidup bersama lingkungan alam yang telah disediakan oleh Sang Pencipta, Agar kita bisa menjaganya yang hasilnya juga akan kita nikmati atau sebaliknya yang akan merusak alam sehingga menciptakan kesengsaraan terhadap kita sendiri.